Page 1 - DESKRIPSI MASJID NUSANTARA
P. 1
Arsitektur
Arsitektur
Masjid Nusantara
Masjid Nusantara
rsitektur adalah perwujudan budaya yang mengungkapkan
nilai dan pandangan hidup, hasrat dan semangat yang
Amuncul dalam ruang dan waktu tertentu. Hal-hal yang
terungkap itu bukan hanya pada paras kelompok sosial atau komunitas,
tetapi juga pada paras individual, termasuk arsitektur bangunan masjid
di Nusantara.
Berdasarkan t nggalan yang ada, masjid tua nusantara memiliki
ciri-ciri yang hampir sama, yaitu atap tumpang (atap bertumpuk satu
sampai tujuh). Jika diperhat kan secara seksama, bentuk lapisan asal
tersebut memperlihatkan nuansa lokal.
Masjid tua nusantara secara umum memiliki elemen-elemen khas
antara lain demarkasi ruang, dinding kiblat dan mihrab, mimbar, dikka,
kursi, maqsùrah, kolam, menara, dan jam matahari. Selain itu, pada
beberapa masjid tua terdapat pawestren, tempat khusus untuk jamaah
putri.
Demarkasi ruang adalah pembagian ruang, yang biasanya terdiri
dari ruang utama, serambi dan ruang salat putri. Melekat di dalamnya
adalah mihrab, tempat imam memimpin salat. Mimbar biasanya
ditempatkan di sebelah kanan mihrab dilengkapi anak tangga untuk
naik ke tribun (panggung). Mimbar menjadi pent ng pada set ap masjid
sebagai tempat khat b membacakan khutbah jumat dan khutbah-
khutbah lainnya. Biasanya mimbar merekam tradisi ukir masyarakat
setempat dan kemewahan set ap kesultanan pada zamannya. Dikka
atau plat orm biasanya dibuat dari kayu, dilengkapi dengan tangga
dan ditempatkan satu garis lurus di depan mihrab. Dari tempat itu
qadi masjid mengikut gerakan dan bacaan imam agar dapat diikut
dan didengar oleh jamaah. Di Indonesia, dikka masih bisa dijumpai di
Masjid al-Mahsun Medan.
Maqsurah adalah bagian terlindung atau berpagar tempat sultan
atau khalifah melakukan salat dan berlindung jika ada serangan
yang t ba-t ba. Bangunan kecil ini hanya ada pada beberapa masjid
tua sepert Masjid Sang Ciptarasa Cirebon, Masjid Gede Kauman
Yogyakarta, dan Masjid Agung Demak. Bahkan di Masjid Sang Ciptarasa
Cirebon terdapat dua maqsurah yang diperuntukkan untuk Sultan
Kasepuhan dan Sultan Kanoman.
Eleman lainnya yang juga menjadi pelengkap bangunan masjid
Nusantara adalah menara dan Kolam sebagai sumber air untuk
bersuci/wudu yang tempatnya biasanya terpisah dengan bangunan
masjid. Bahkan masjid-masjid di Nusantara selalu berdekatan dengan
sumber air, baik laut maupun sungai. Eleman lain dari masjid di
Nusantara adalah mizwalah atau jam matahari, kentongan, dan
bangunan makam.

