Page 1 - MASJID GELGEL BALI
P. 1
Masjid Nurul Huda, GelGel-Bali
asjid Nurul Huda terletak di Kampung Gelgel, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. umpak dengan model persegi delapan. Semua soko guru dilapisi dengan cat tembok
Kampung Gelgel terletak kurang lebih 5 km sebelah barat Kota Klungkung, atau jika berwarna putih. Untuk masuk keruang utama ini terdapat lima pintu dari arah timur dan
Mdari kota Denpasar kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan mobil. Kampung utara, sedangkan pada dinding ruang utama sebelah selatan tidak terdapat pintu karena
Gelgel yang saat ini dihuni kurang lebih 700 jiwa merupakan salah satu perkampungan langsung terhubung dengan tembok pemisah dengan rumah masyarakat. Pintu masuk
Islam di Bali. Berbeda dengan kampung-kampung lain, di sini terdapat kekhususan secara dibuat dengan model berdaun ganda, dengan kusen terbuat dari kayu jati dan bagian
administrasi mulai dari pengangkatan kepala Desa hingga ketentuan-ketentuan adat, seperti tengah dari kaca. Pada bagian atas pintu dibuat dengan model seperti kubah dengan bagian
adat perkawinan dan lain-lain yang mengacu kepada hukum Islam. atas meruncing. Masing-masing daun pintu berukuran 70 x 250 cm. Demikian halnya pada
Berdasarkan catatan yang bersumber dari Babad Dalam didapat keterangan bahwa bangunan lt. 2 terdapat 6 pintu pada bagian dinding utara, barat dan selatan masing-masing 2.
masyarakat kampung Gelgel adalah keturunan dari orang-orang yang berasal dari Jawa Timur Untuk mengatur sirkulasi udara pada ruang utama dilengkapi dengan 10 jendela dengan
(Majapahit) yang datang dan bermukim di sebuah kerajaan Hindu Gelgel sekitar abad ke 14 posisi masing-masing berada disebelah kanan dan kiri masing-masing pintu. Sebagaimana
M. Selain catatan lokal juga terdapat informasi asing yang pernah dikaji dan berkesimpulan model pintu, jendela juga mengikuti pola yang sama, bagian kusen terbuat dari kayu
bahwa kampung Gelgel merupakan pintu masuk pertama kali kedatangan Islam di Bali. sedangkan bagian tengah terbuat dari kaca. Sedangkan pada lt. 2 terdapat 24 jendela yang
Berawal dari masa sekitar abad ke 14 M. Kedatangan Dalem Majapahit (sebutan untuk raja menempel pada dinding bagian utara, timur dan selatan masing-masing berjumlah delapan.
Majapahit) diikuti oleh sekitar 40 orang sebagai pengiring raja mengunjungi kerajaan Gelgel Tidak sebagaimana model jendela pada ruang utama shalat, di lt. 2 jendela dibuat lebih lebar
Hindu yang pada waktu itu dipimpin oleh Dalem Ketut Ngelisir, raja Gelgel yang pertama. berdaun tunggal dengan bagian atas disambung dengan ventilasi model kubah.
Dari rombongan para pengiring ini tidak semua kembali ke Jawa di antaranya kemudian Mihrab pada ruang utama dibuat dengan model menjorok keluar dengan bentuk seperti
bermukim di kampung Gelgel. Masyarakat setempat meyakini bahwa merekalah nenek lorong yang terdiri dari dua bagian, sebelah selatan tempat imam dan sebelah utara mimbar
moyang keturunan masyarakat Gelgel yang beragama Islam saat ini. tempat khatib menyampaikan khutbah jumat. Mihrab dibuat dengan model seperti kubah
Masjid Nurul Huda merupakan salah satu peninggalan masa lalu. Menurut Hassan Muarif dengan bagian kanan kiri mihrab dilapisi dengan bahan keramik, sedangkan bagian atas
Ambary dengan melihat model bangunan masjid kemungkinan masjid ini dibangun pada membentuk setengah lingkaran. Mimbah yang berada diruang mihrab ini merupakan
kisaran abad ke 18 M. Meskipun belum diketahui secara pasti kapan masjid ini dibangun, peninggalan yang masih asli sebagaimana dijelaskan di atas. Mihrab dibuat dari bahan kayu
namun terdapat inkripsi pada mimbar yang menyebutkan informasi masa pembuatan yang diukir dengan motif-motif sulur dan floralis. Menurut Muarif Ammbary, model mimbar
mimbar tersebut pada bulan juli tanggal tujuh tahun 1280 hijriyyah (1865 M). Tulisan lengkap ini mirip dengan mimbar yang ada di masjid-masjid kuno di Jawa pada umumnya. Dengan
inkripsi tersebut sebagai berikut: mengacu pada model mimbar dan ornamen yang ada, Ambary berkesimpulan adanya
Bahwa inilah / peringatan tatkala / mendirikan mimbar / ini sudah selesai / pada hari pengaruh dari Jawa. Selain itu, di tempat mimbar ini juga terdapat tongkat yang digunakan
isnain syahri / Yuli diwaktu / tujuh adalah hijrah / Nabi sallallahu alaihi wa / salam untuk khutbah jumat yang terbuat dari logam besi, berukuran kecil memanjang seperti
seribu dua / ratus delapan puluh / ramadan tahun ba. tombak. Benda ini juga merupakan peninggalan masa lalu yang masih asli.
Bangunan yang tampak indah dan megah ada saat ini merupakan hasil renovasi total pada Sekeliling ruang utama dilengkapi dengan serambi, kecuali pada bagian timur yang
tahun 1989. Sebagaimana yang tampak pada dokumen foto yang ada bahwa bangunan berhubungan langsung dengan tembok batas dengan rumah masyarakat sekitar. Untuk
masjid ini sebelum dilakukan renovasi mempunyai atap tumpang dua dengan bagian paling mencapai teras terlebih dahulu menaiki 3 anak tangga, karena pondasi bangunan masjid
atas seperti atap gapura dan hanya terdiri satu lantai. Bangunan masjid saat ini berlantai dua, ini cukup tinggi. Semua lantai baik pada bagian teras maupun ruang utama dilapisi dengan
dengan tedapat menara sekitar 17 meter. Meskipun dirubah total menjadi dua lantai, model keramik berwarna kombinasi putih dan abu-abu, dengan menambahkan keramik hitam untuk
atap dibuat sebagaimana sebelumnya beratap tumpang dua dengan menambahkan ventilasi memisah antar shaf. Atap pada bagian teras ini disanggah oleh pilar-pilar penyangga (soko)
pada jarak antara atap bagian bawah dan atas. model atap berbentuk limasan dengan bahan yang terbuat dari beton dengan bentuk bujursangkar 35 x 35 cm, pada bagian luar beton
atap berupa genteng berwarna merah. Sedangkan rangka atap dibuat dari kayu-kayu dengan dilapisi dengan keramik. Keramik-keramik yang menempel di ruang utama maupun bagian
penguat pasak dari paku. Pada bagian atap paling atas terdapat kubah berukuran kecil serambi merupakan perbaikan atau renovasi yang baru dilakukan pada tahun 2012 sehingga
terbuat dari seng dengan pucuk paling atas bulan sabit. saat ini terlihat bagian-bagian bangunan masih tampak baru.[]
Ruang utama masjid ini disanggah oleh empat soko guru yang terbuat dari bahan beton
dengan model bulat berukuran keliling 150 cm. Pada bagian bawah tiang soko terdapat

