Page 1 - MASJID SERANGAN BALI
P. 1
Masjid as-syuhada, serangan, Bali
asjid ini merupakan pemberian Raja Badung, dibangun warga Kampung Bugis Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan antara jawa dan kolonial, atap tumpang,
dengan bantuan dari Raja Badung saat itu, Cokorda Ngurah Sakt , yang beragama dengan gent ng, dan kemuncuk masjid berupa kubah alumunium berbentuk bawang. Denah
MHindu. Masjid dibangun sekitar abad 17, bersamaan dengan pemberian tempat masjid berupa empat persegi, dengan bentuk massif pada kakinya, dinding tembok dengan
permukiman masyarakat bugis yang datang dari ujung pandang ke salah satu pulau bahan batu dan bata, memiliki ketebalan dinding 20 cm, memiliki dua buah pintu, satu pintu
(pulau serangan) di Bali yang berjumlah 43 orang, yang dipimpin oleh Haji Mu’min. Beliau merupakan pintu utama berbahan kayu jat , bermot f geometris berukuran 55 x 182 cm, dan
memimpin hingga wafat di Pulau Serangan. Beliau merupakan nenek moyang orang Bugis di satu pintu lagi berada di sebelah utara belakang masjid. Jendela masjid berukuran 102 cm x
pulau ini. Mereka datang ke Bali sebagai penolakan terhadap penjajahan Belanda di Ujung 160 cm, berjumlah 9 buah dengan masing-masing berupa jendela berdaun ganda.
Pandang. Masjid ini bernama Masjid Assyuhada, tetapi karena berlokasi di Kampung Bugis, Soko Guru (t ang pokok) berjumlah empat buah sebagaimana masjid-masjid di jawa,
Pulau Serangan, Denpasar, Bali, masyarakat lebih mengenalnya sebagai Masjid Kampung berukuran 14 x 14 x 800 cm, berbahan kayu jat ditopang dengan tembok berlapis keramik
Bugis. Diperkirakan masjid ini merupakan masjid tertua kedua setelah masjid tertua pertama put h berukuran 55 cm dengan pelipit datar pada bagian bawah dan pelipit setengah
yang berada di daerah Gelgel, Gianyar. Menurut sejarah, masjid yang tertua di Pulau Bali lingkaran pada bagian atasnya, dan berwarna put h. Atap plafon masjid telah ditutupi dengan
dibangun pada masa kejayaan Majapahit (Abdul Baqir Zain, Masjid-Masjid Bersejarah di bahan mika bermot f kayu, dan berwarna coklat, serta bergaya modern.
Indonesia,1999). Dahulu Pulau Serangan ini merupakan pulau yang terpisah dari Pulau Bali,
Mimbar khat b yang t nggi, berada pada posisi menjorok ke depan mihrab. Mimbar ini
letaknya di sebelah t mur Pelabuhan Benoa atau bila dilihat di peta, berada di sebelah t mur
berbahan kayu berukir dengan mot f ukiran bernuansa Bali, dengan dominasi warna hijau
kaki pulau Bali. Tapi kini Serangan telah menyatu dengan Pulau Bali, yakni sejak bagian laut
dan emas. Pada bagian depan mimbar terdapat inskripsi (ukiran) kaligraf berwarna emas,
pulau itu direklamasi awal dekade 90-an dan kini menjadi milik PT Bali Turtle Development
dan berlafazkan “La Ilaha Illa-Allah Muhammadur-Rasulullah”. Adapun bangunan tambahan
Island, tepatnya sekitar 5 kilometer di sebelah Selatan Kota Denpasar Bali. Pulau ini tak
yang berada di sebelah utara masjid dengan bentuk limasan, digunakan sebagai tempat
terlalu lebar. Panjangnya hanya sekitar 3 Kilometer dan Lebarnya 1 Kilometer.
belajar mengaji dan majlis ta’lim bagi masyarakat serangan.
Masjid ini telah mengalami perbaikan sebanyak t ga kali, namun dalam perbaikan tersebut
Dikampung Bugis ini juga di dapat sebuah Al-Quran kuno yang disimpan oleh Ibu Sairah
pihak pengurus masjid masih berupaya mempertahankan beberapa keasliannya, antara lain
bint H. Alwi, isteri dari almarhum Bapak Marzuki. Al-Qur’an tersebut merupakan t nggalan
mimbar, t ang (soko guru), jendela, pintu utama, sumur, dan lantai marmer yang berada
yang dikeramatkan, dan secara rut n dilakukan pawai keliling kampung pada bulan tertentu.
di halaman masjid, yang merupakan pemberian dari Gujarat yang datang ke Bali. Ukuran
Setelah diarak keliling kampung, penduduk menggelar acara makan bersama dan berdoa
masjid hingga kini t dak mengalami perluasan pada ruang utama + 16 x 16 meter, hanya ada
(bersyukur) kepada Allah SWT atas kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikanNya. []
penambahan di sebelah kanan sebagai tempat belajar Al-Qur’an dan bagian depan sebagai
beranda. Dinding masjid sebahagain besar sudah dilapisi dengan keramik yang bernuansa
coklat marmer, akan tetapi hiasan pelipit sudut-sudut ruangan utama, pelipit di atas pintu
dan jendela masih terlihat sepert aslinya.

