Page 1 - MASJID CIREBON
P. 1
Masjid agung
sang Cipta Rasa CiReBon
angunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan satu kesatuan dan satu komplek
dengan bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon. Masjid Agung yang terletak didepan
BKeraton Kasepuhan atau sebelah barat alun-alun keraton ini merupakan salah satu
masjid tertua di Jawa.
Masjid Agung Cirebon yang asli di bangun pada tahun 1480 atas prakarsa Permaisuri
Kesultanan Cirebon Nyi Ratu Pakungwat dengan dibantu oleh Walisongo dan beberapa
tenaga ahli yang dikirim oleh Sultan Demak, Raden Patah. Dalam Sejarah Pembangunan
Masjid Agung Cirebon ini Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan soko
guru yaitu kepingan-kepingan kayu yang disusun menjadi t ang sekatal. Namun pada tahun
1549 masjid ini terbakar. Di tempat yang sama kemudian dibangun Masjid Agung yang baru
yaitu Masjid Agung Keraton yang sekarang ini.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan masjid tua di Cirebon. Walisongo berperan
besar terhadap pembangunan masjid ini. Sunan Gunung Jat yang bert ndak sebagai ketua
pembangunan masjid ini menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya. Nama masjid ini
sendiri diambil dari kata “sang” yang art nya keagungan, “cipta” yang art nya dibangun, dan
“rasa” yang art nya digunakan.
Pembangunan masjid ini melibatkan 500 pekerja dari Demak, Majapahit, dan Cirebon
sendiri. Selain itu, yang cukup menarik, didatangkan Raden Sepat (Raden Sepet). Raden
Sepat merupakan arsitek Majapahit yang menjadi tahanan perang Demak-Majapahit. Raden
Sepat didatangkan dari Demak. Tindakan ini dilakukan oleh Demak sebagai imbalan kepada
Cirebon karena telah membantu mengirim pasukan dalam penyerangan ke Majapahit.
Masjid ini mempunyai lima ruangan yaitu satu ruangan utama, t ga serambi, dan
satu ruang belakang. Pada ruang utama terdapat sembilan pintu. Sembilan pintu ini
melambangkan Walisongo. Di bagian mihrab terdapat ukiran berbentuk bunga teratai yang
dibuat oleh Sunan Kalijaga. Di bagian mihrab juga terdapat ubin yang bertanda khusus yang
melambangkan t ga ajaran pokok agama, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Di masjid ini juga
terdapat tempat wudhu yang airnya tak pernah kering dan sumur ‘zam-zam’ yang ramai
dikunjungi orang ket ka Ramadhan t ba.
Bagian atas masjid disangga oleh empat pilar yang dibuat dari tatal, yaitu pecahan yang
disatukan sehingga kuat untuk menjadi satu t ang utama. Tiang tatal (saka tatal) ini dibuat
oleh Sunan Kalijaga. Saka tatal melambangkan kesatuan atau kegotong-royongan. Dari
beberapa sudut pandang, gaya bangunan masjid sedikit menyerupai gaya bangunan tradisi
sebelum Islam.[]

