Page 1 - MASJID SUMENEP
P. 1
Masjid jaMi’ suMenep
asjid ini dua kali mengalami perubahan nama mulai dari 3 buah jendela di sisi utara dan selatan. Semua pintu dan jendela
Masjid Jami’ pada awalnya, kemudian digant menjadi menggunakan bahan kayu dengan cat hijau. Mot f hias pada pintu
MMasjid Agung Sumenep. Pada tahun 2001 atas saran para dan jendela berupa garis-garis vert kal-horisontal. Di dalam ruang
alim ulama Sumenep, masjid ini kembali bergant nama menjadi utama berdiri 13 t ang berdiameter 120 cm dengan posisi 12 t ang
Masjid Jami’ Sumenep sesuai nama yang diberikan oleh pendirinya. membentuk persegi empat dan satu t ang sebagai poros di bagian
Bangunan ini terletak di sebelah barat alun-alun kota Sumenep, kira- tengah lurus dengan puncak. Mihrab di sisi barat, menjorok keluar
kira 150 kilometer dari arah Surabaya. Terletak di kabupaten paling dari tembok diapit oleh dua ruangan berukuran yang lebih kecil dan
t mur pulau Madura pada t t k koordinat 7°0’28” LS dan 113°51’ 31” berfungsi sebagai mimbar dan sebelah selatan sebagai maksurah.
BT. Dua bangunan kecil tersebut sejajar dengan saf pertama jamaah.
Setelah selesai berperang dengan Panarukan, Pangeran atau Diatas dinding mihrab terdapat pedang Sultan Abdurrahman II dan
Panembahan Natakusuma II kembali ke Sumenep dan mendirikan pada pucuk mimbar dan maksudar juga terpasang pedang (pedang
rumah kediamannya yang sekarang dikenal dengan sebutan bermata dua/dzulqarnain).
Keraton Sumenep yang selesai pada tahun 1200 M. Setelah selesai Atap masjid bertumpang t ga puncak berupa bentuk tusuk
membangun kediamannya beliau mendirikan masjid. Arsitek sate-3 bola. Pondasi masif dengan dua sistem undakan. Undakan
pembangunannya adalah seorang berkebangsaan Cina bernama pertama menghubungkan tanah dengan serambi set nggi 120 cm
Lauw Pia Ngo cucu dari Lauw Koen Thing yang memakan waktu dan undakan kedua menghubung antara serambi dengan ruang
selama 6 tahun. Beliau adalah satu dari enam orang Cina yang utama set nggi 90 cm. Lantai aslinya menggunakan terakota, tetapi
pertama diam di Sumenep. Pembangunan masjid ini dimulai pada kemudian digant keramik. Lantai terakota masih bisa dilihat pada
tahun 1200 H dan berakhir pada tahun 1206 H. (Tahun 1757 - 1763 bagian depan bawah gapura dan belakang pengimaman (barat
M). dinding). Bagian depan terdapat gapura yang awalnya digunakan
Ruang utama Masjid Jami’ Sumenep yang berbentuk bujur oleh sultan untuk berpidato pada waktu-waktu tertentu kepada
sangkar dengan ukuran 26,4 x 26,4 m terdapat 9 pintu, 2 di sisi warganya yang berkumpul di alun-alun. Gapura Masjid Jami’
samping kanan; 2 di sisi samping kiri serta 5 buah pada bagian Sumenep merupakan bangunan tersendiri dengan dua anak tangga
depan. Pada bagian atas pintu utama yang letaknya tegak lurus di kanan kirinya, yang diibaratkan sebagai telinga manusia. Pada
dengan mihrab terdapat mot f tetumbuhan dengan balok-balok halaman sebelah selatan ditanami pohon sawo, sedangkan di
kayu segi empat tempat dipahatkannya prasast dalam bahasa sebelah utara ditanami pohon tanjung. Pada tahun 1928 pagar
Arab. Terdapat 10 jendela, 4 buah di sisi barat dan masing-masing tembok masjid dan keraton bagian depan dirubah menjadi terali
besi (racak, Madura) oleh R.T. Prabuwinoto (1926-1929).[]

