Page 1 - MASJID SAMARINDA
P. 1

Masjid sirothal MustaqiM,









                                                                                                                                                                                                                                      saMarinda










                                                                                                                                                                                   asjid Sirothal Mustaqim adalah masjid tua yang berada di kelurahan Masjid,



                                                                                                                                                                                   kecamatan Samarinda Seberang, kota Samarinda, provinsi Kalimantan Timur. Untuk


                                                                                                                                                          Mmenuju ke masjid ini dari pusat kota Samarinda, kita harus menyeberangi Sungai



                                                                                                                                                             Mahakam. Letak Masjid Sirothal Mustaqim t dak jauh dari tepi Sungai Mahakam.



                                                                                                                                                                   Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1881. Pendiri masjid ini adalah Said Abdurrachman



                                                                                                                                                             bin Assegaf, seorang pedagang asal Pont anak, yang datang ke Samarinda Seberang pada


                                                                                                                                                             tahun 1880. Selain berdagang, ia juga mendakwahkan Islam. Keinginan Said Abdurrachman



                                                                                                                                                             mendirikan masjid berpijak pada keprihat nannya melihat masyarakat Samarinda Seberang


                                                                                                                                                             saat itu yang masih jauh dari pengamalan agama.




                                                                                                                                                                   Pembangunan masjid diawali dengan pemancangan 4 t ang utama (soko guru), yang



                                                                                                                                                             merupakan sumbangan dari para tokoh adat.  Pembangunan masjid memakan waktu hingga


                                                                                                                                                             10 tahun. Pada tanggal 27 Rajab 1311 Hijriyah (tahun 1891 masehi) masjid ini diresmikan



                                                                                                                                                             oleh Sultan Kutai, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, yang juga didaulat untuk mengimami


                                                                                                                                                             sholat berjamaah pertama masjid ini.




                                                                                                                                                                    Masjid Shirothal Mustaqim dibangun berdenah segi empat, dengan atap limas bersusun


                                                                                                                                                             ditopang 4 soko guru masing-masing berdiameter lebih kurang 60 cm di tengah ruang



                                                                                                                                                             masjid. Dibangun menggunakan bahan kayu ulin dengan kualitas terbaik, yang t dak cuma


                                                                                                                                                             keras, kuat dan ant  rayap, tapi juga tahan terhadap kondisi cuaca. Di t ap sisi bangunan



                                                                                                                                                             utama dilengkapi dengan serambi dan diset ap sisi serambi di lengkapi dengan pagar yang


                                                                                                                                                             juga berbahan kayu ulin. Keseluruhan jendela dan pintu pada bangunan masjid berbentuk



                                                                                                                                                             segi empat dengan dua daun jendela. Menara Masjid Shirothal Mustaqim set nggi 21 meter


                                                                                                                                                             dengan 4 lantai, masing-masing dilengkapi dengan balkon terbuka.




                                                                                                                                                                    Henry Dasen, seorang saudagar kaya asal Belanda, masuk Islam di masjid ini pada tahun



                                                                                                                                                             1901. Dasen kemudian menyumbangkan hartanya, mendanai pembangunan menara muazin


                                                                                                                                                             yang masih berdiri kokoh hingga kini. Maraknya syiar Islam di masjid ini, membuat kawasan



                                                                                                                                                             masjid dan sekitarnya mendapat sebutan “Kampung Mesjid”. Ruas jalan di depan masjid


                                                                                                                                                             diberi nama Jalan “Pangeran Bendahara”, yang merupakan gelar dari Kerajaan Kutai untuk



                                                                                                                                                             Said Abdurrahman bin Assegaf. []
   1