Page 1 - MASJID KERINCI
P. 1

Masjid KeraMat, Koto tuo,









                                                                                                                              Kerinci











                                                            asjid Keramat berlokasi di Dusun Koto Tuo Pulau Tengah, Kabupaten Kerinci, Provinsi


                                                            Jambi, sekitar 15 km di sebelah t mur kota Sungai Penuh  Sebagaimana lazimnya



                                   Mmasjid-masjid kuno di Kerinci  yang  diberi nama menurut  lokasinya,  masjid ini


                                      dahulu  dikenal dengan nama Masjid Pulau Tengah. Penamaan Masjid Keramat dihubungkan



                                      dengan beberapa fenomana alam sepert  gempa bumi tahun 1942 dan 1995 serta kebakaran


                                      1903 dan 1939  yang t dak meluluh lantakan bangunan masjid yang terbuat dari kayu ini.




                                            Masjid Keramat dibangun  dari tahun 1780 hingga 1785  dipelopori oleh seorang ulama



                                      Pulau Tengah, yang dikenal dengan nama/panggilan Syekh. Konon pada tahun 1697 setelah


                                      kembali  dari menuntut ilmu di tanah Jawa (Mataram) sang ulama sering menceritakan



                                      bentuk Masjid Demak yang dikaguminya, kepada teman-temannya, anak-anaknya, para


                                      santri, dan kepada para pemuka masyarakat. Oleh karenanya sebelum  masjid ini dibangun,



                                      beliau menunjuk Tengku Baruke  membuat rencana atau gambar (maket) masjid baru yang


                                      akan dibangun. Untuk itu Tengku Baruke diutus ke Demak untuk menyaksikan/melihat sendiri



                                      Masjid Demak yang termasyhur itu.



                                            Masjid Keramat semula adalah bangunan induk (tanpa serambi), denahnya berbentuk



                                      bujur sangkar dengan ukuran 28 x 28 meter.  Memiliki sebuah t ang utama (sokoguru),


                                      dikelilingi 4 t ang lainnya dan 20 buah t ang pinggir sebagai penyangga atap bertumpang



                                      t ga. Pada awalnya  masjid ini berdiri di atas t ang-t ang kolong, lantainya terbuat dari papan.


                                      Penimbunan kolong  di bawah lantai itu dilakukan ket ka lantai digant  dengan semen pada



                                      tahun 1929.   Karena bagian bawah t ang  utama (sokoguru)  telah mengalami kerusakan


                                      (lapuk), maka t ang tersebut  dibalut dengan semen.




                                            Diatas t ang yang berjumlah 25 buah dipasang rasuk, paran, alang dan kasau yang



                                      juga terbuat dari balok-balok kayu dibuat sedemikian rupa sehingga t dak satu pakupun


                                      digunakan pada persambungannya, baik paku kayu apalagi paku besi. Pada atap tumpang



                                      pertama, semua ujung kasau yang menjulur keluar ruangan diukir dengan  ukiran patah


                                      tumbuh hilang bergant , yang oleh penduduk disebut ukiran gading.




                                            Adapun dinding masjid dibuat dari papan yang lebar dan cukup tebal. Di atas dinding  di


                                      sekeliling masjid terdapat jeruji yang berfungsi sebagai vent lasi penggant  jendela. Pada



                                      dinding  t mur masjid terdapat dua buah pintu. Set ap pintu mempunyai dua buah daun


                                      pintu yang dibuat dari papan tebal dan diukir. Kusen kedua pintu itu  diukir dan pemasangan



                                      daun pintunya  tanpa engsel besi sepert  pintu-pintu bangunan dewasa ini, tetapi dengan


                                      membuat tonjolan pada sudut-sudut daun pintu yang dimasukan ke dalam lubang pada kayu



                                      kusen.




                                            Pada bagian utara mihrab yang menjorok pada dinding barat terdapat mimbar berukir


                                      berukuran 150 x 2,40 cm,  dengan 6 buah t ang. Mimbar itu memiliki   4  anak tangga.



                                      Disebelah kiri mimbar adalah pangimaman, yaitu  tempat imam memimpin salat berjamaah.


                                      Mihrab buatan tahun 1929 yang ada pada saat ini terdiri dari ruangan (sepert  masjidnya,



                                      berlantai semen) berukuran kira-kira 2,5 x 2,0 m, yang dibatasi dengan semacam pagar


                                      (dinding di bagian kiri, kanan dan depan) dengan t nggi kira-kira 75 cm. Dinding/pagar semen



                                      pembatas mihrab itu dihiasi dengan aneka keramik put h bermot f bunga-bungaan.



                                             Ada dua hal yang menarik perhat an bila kita melihat ke bagian atas ruangan masjid



                                      tersebut. Yang pertama adalah bangunan tempat adzan yang dibuat melekat melingkar pada


                                      sokoguru (t ang tengah) pada ket nggian 6 m dari lantai. Bangunan ini terlihat sepert  pagar



                                      melingkar penuh dengan ukiran berbagai pola. Ukuran kelilingnya sekitar 440 cm masing-


                                      masing sisinya yang delapan itu berukuran 55 cm dan t ngginya 75 cm.




                                            Di sekeliling bangunan tempat adzan tersebut ada 14 buah tempat meletakkan lampu



                                      minyak tanah buatan Cina. Tempat  lampu itu  dibuat sepert  tangan-tangan dari kayu yang


                                      berukir dan menjulur keluar. Tempat lampu yang demikian terdapat pula pada 4 buah t ang



                                      yang lainnya, di tengah ruangan, dan 20 buah t ang pinggir, sehingga semuanya berjumlah 38


                                      buah. Sayangnya sekarang lampu-lampu ant k yang masa lalu memperindah suasana masjid



                                      pada malam hari itu, t dak ditemui lagi.



                                            Kecuali lantai dan dinding maka sebagian besar dari bangunan Masjid Keramat itu baik



                                      bangunan induk maupun beranda dan menaranya diukir dengan indahnya atau dilapisi


                                      dengan keramik. Cat yang dipergunakan untuk bangunan Masjid Keramat itu adalah cat



                                      buatan sendiri. Bahan utama  adalah dari tumbuh-tumbuhan sepert  pinang, tahau, jannou,


                                      sarayeu atau lembayung, kunyit dan juga kapur. Masjid Keramat itu mempunyai  lapangan



                                      yang cukup luas di sebelah  barat masjid.  Lapangan itu dahulu berfungsi sebagai tempat


                                      mengadakan keramaian-keramaian pada hari-hari tertentu, terutama yang berhubungan



                                      dengan acara hari besar Islam. Di lapangan itulah masa lalu rakyat biasanya berkumpul


                                      menyaksikanpertunjukan pencak silat, tale/kasidah dan hiburan lainnya dalam rangka



                                      menyambut perist wa pent ng atau kedatangan hari besar Islam. Di lapangan tersebut


                                      terdapat sebuah bangunan kecil yang t dak berdinding, tempat tabuh besar. Tabuh itu



                                      panjangnya kira-kira 5,5 meter dengan garis tengah 90 cm ujung dan 77 cm pangkalnya,


                                      dibuat pada  tahun 1940. []
   1