Page 1 - MASJID LAWANG PALEMBANG
P. 1

Masjid lawang Kidul, paleMBang











                                                            asjid ini berlokasi di kampung 5 ilir, Lorong Lawang Kidul Laut, di tepi Sungai                                                                                                                                               Interior Masjid Lawang Kidul lebih sederhana dari Masjid Kiyai Muara Ogan. Ukiran


                                                            Musi, Palembang, merupakan salah satu masjid yang dibangun, diwakaf an serta                                                                                                                                            dan kaligraf  hanya terdapat pada mimbar dan langit-langit ruangan utama. Ukiran kayu


                                   Mdirancang pembangunannya oleh Kiai Marogan. Nama asli beliau adalah Ki. Mgs.                                                                                                                                                                    membentuk sulur-sulur bunga pada mimbar menunjukkan unsur budaya Melayu yang



                                      H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K. Anang. Karena bermukim dan berakt vitas di                                                                                                                                                         menyatu dengan alam. Pada langit-langit ruangan utama, terdapat kaligraf  nama keempat



                                      muara Sungai Ogan di kawasan Seberang Ulu, maka ulama ini kemudian lebih dikenal sebagai                                                                                                                                                      sahabat utama Rasulullah SAW terbingkai serasi dengan ukiran sulur-sulur bunga yang


                                      Kiyai Marogan.Masjid ini didirikan sekitar tahun 1310 H (1871 M), dan secara arsutektur                                                                                                                                                       senada pada mimbar.


                                      memiliki bentuk yang mirip dengan Masjid Kiyai Muara Ogan Palembang. Pertama kali                                                                                                                                                                   Salah satu kekahasan pada masjid ini adalah menaranya memiliki t ga undakan pada



                                      direnovasi pada tahun 1987.                                                                                                                                                                                                                   bagian tubuhnya. Karena menara berada di sebelah kiri pengimaman, di atas undakan




                                            Nama Lawang Kidul adalah pemberian Kiyai Merogan karena berkaitan dengan letak                                                                                                                                                          ket ga atap masjid, maka pilar-pilar penunjang menara menjadi pilar pintu utama masjid.


                                      dan posisi masjid ini di tepi muara Sungai Lawang Kidul, tepatnya pada pertemuan Sungai                                                                                                                                                       Namun saat ini pintu utama tersebut telah dipindah ke sebelah kanan pengimaman.Atap



                                      Lawangkidul dengan Sungai Musi. Nama Lawang Kidul, disesuaikan dengan posisi pintu                                                                                                                                                            Masjid Lawang Kidul bertumpang t ga, atap lapis kedua seakan-akan menutupi atap lapis


                                      utama masjid yang menghadap ke selatan, berhadapan langsung dengan Sungai Musi.                                                                                                                                                               pertama pada puncak atap terpasang bulan sabit. Atap ruangan mihrab t dak sama dengan




                                            Masjid ini memiliki bangunan induk dengan luas 25 x 25 meter, di sebelah kiri dan bagian                                                                                                                                                atap utama masjid. Atap mihrab dibuat sangat mirip dengan atap kelenteng dengan bentuk


                                      belakang pangimaman (mihrab) sudah diberi bangunan tambahan disebabkan bertambahnya                                                                                                                                                           limasan.



                                      jumlah jamaah. Kondisi bangunan masjid masih kokoh dan masih banyak bagian-bagian                                                                                                                                                                   Pada mulanya masjid in digunakan sebagai tempat salat dan belajar mengaji serta



                                      bangunan yang menggunakan material aslinya.                                                                                                                                                                                                   belajar agama bagi para keluarga dan masyarakat sekitar kampung Karang Berahi Kertapat .



                                            Menurut nara sumber, material bangunan yang asli itu terdiri dari campuran kapur, telur,                                                                                                                                                Sebagai ulama Masagus Haji Abdul Hamid mempunyai banyak murid, salah satu muridnya



                                      dan pasir. sedangkan t ang, pintu, atap, dan bagian penunjang lainnya terbuat dari kayu                                                                                                                                                       sekaligus teman dekatnya adalah Kiyai Kemas Haji Abdurahman Delamat (Kiai Delamat yang


                                      unglen. Interior masjid masih menampakkan keaslian meskipun pada bagian dalamnya                                                                                                                                                              mendirikan masjid Al-Mahmudiyah Suro 32 Ilir Palembang). Masjid yang semula milik pribadi



                                      sudah dilapisi dengan keramik berwarna hijau. Empat soko guru memilik ket nggian delapan                                                                                                                                                      Kiyai Muara Ogan ini diwakaf an bersama dengan Masjid Lawang Kidul 5 Ilir Palembang pada


                                      meter dengan 12 pilar pendamping, t ngginya kurang lebih enam meter. Tiang-t ang yang                                                                                                                                                         tanggal 6 Syawal 1310 H (23 April 1893 M). Karena semakin bertambahnya jamaah maka



                                      lain terpasang di serambi dari beton. Ukurannya sedikit lebih besar dari t ang utama dengan                                                                                                                                                   masjid tersebut dit ngkatkan fungsinya sebagai tempat salat Jumat (Masjid Jami’).


                                      pelipit rata, pelipit sisi genta dan pelipit padma. Pda bagian dasar dan puncak t ang dibentuk                                                                                                                                                      Menurut catatan sejarah di Masjid Lawang Kidul ini pernah dilarangan salat jumat oleh



                                      bulatan cincin. Lantai masjid yang semula menggunakan batu merah kini telah digant                                                                                                                                                            Raad Agama sampai dengan tahun 1914 atas desakan Snouck Hurgronye dengan alasan


                                      dengan lantai keramik.                                                                                                                                                                                                                        jarak yang berdekatan dengan masjid Agung Palembang, Namun ket ka adanya surat (Rekes)



                                                                                                                                                                                                                                                                                    dari Organisasi Syarikat Islam, Raad Agama kemudian bersidang dan memutuskan untuk


                                                                                                                                                                                                                                                                                    mengizinkan pelaksanaan salat jumat kembali di masjid ini.
   1